Jumat, 30 Januari 2009

JURNAL 3

T.e.r.a.s.

Tahun ini merupakan 100 tahun kebangkitan nasional. Sebuah masa yang telah memberikan arti perjalanan sejarah perjalanan bangsa dan nasionalisme. Namun sejauh mana waktu seratus tahun membangun rasa kebangsaan dan ke-Indoensia-an kita. Sementara yang tua telah merasa memberikan sesutau yang bermakna bagi kebangsaan ini, namun yang muda justru tidak ingin menirukan ke-indoensia-an generasi tua yang telah menejrumuskan bangsa ini dalam kemelut dan krisis yang berkepanjangan.Bagaimana kenaikan BBM menurut piiran anak-anak kita dan bagaimana pula televisi telah mengajari mereka.


S . E . R . A . M . B . I

BANGKIT DARI KETERGANTUNGAN
Oleh: Williarko Firdaus

Bangkit dalam kehidupan saat ini adalah bagaimana caranya untuk bebas dari kebodohan, kemiskinan, dan keterbelengguan. Trutama kalau kita lihat keberbangsaan ini mengalamai keterprukan ekonomi yang demikian rumit.
Naiknya harga sembako, BBM, transportasi, dan pelbagai kebutuhan hidup membuat masyarakat kian susah dan melarat. Kondisi ekonomi semacam ini merupakan langKah mundur kehidupan bangsa ini.
Kenaikan harga BBM telah memberikan pengaruh yang sangat berarti terhadap sistem kehidupan lainnya. Naiknya biaya transportasi mempengaruhi
Terhadap harga barang kebutuhan pokok dan jasa lainnya.

Sikap hemat dalam menggunakan bahan bakar, bukan merupakan jalan ampuh untuk memgatasi keadaan ini.

Tidak kalah pentingnya adalah memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia melalui perbaikan sistem pendidikan yang kini kian mahal. Adalah memberikakan kesempatan bagi kaum ekonomilemah untuk bisa menempuh pendidikan yang baik, sehingga dapat memperbaiki kualita hidupnya. Perbikan kualitas SDM yang akan mempengaruhi terhadap kemandirian serta mengurangi ketergantungan terhadap bangsa lain

Lagi pula bangsa ini rasanya tidak becus mengelola kekayaannnya; banyak orang tidak jujur, tingginya penyelewengan atau korupsi, telah membuat bangsa ini kian terpuruk


TELEVISI DAN KEHIDUPAN REMAJA
Oleh; Ryjzal Khalif F F


Pengaruh televisi terhadpe kehidupan remaja, bagikan dua sisi mata uang; bisa berpengaruh positif sekaligus bisa berpengaruh negatif.

Kalau saya lihat sinetron di sebuah stasiun televisi, ada beberapa sinetron yang cukup menarik untuk dibahas, di antaranya Sinetron Munajah Cinta yang ditayangkan RCTI. Sinetron tersebut menunjukkan tentang keagamaan , seperti kaum p[eremp[uan yang diwajibkan memakai kerudung atau jilbab, dengan baju lengan panjang untuk menutupi aurat.

Namun juga tidak sedikit pula tontonan di televisi yang memberikan pengaruh atau dampak negatif, khususnya bagi kaum remaja. Sinetron yang berlatar budaya barat atau asing masih banyak wanita-wanita dalam tontonan tersebut yang berpakaian terbuka. Terutama saluran televisi yang mengkhususkan kepada fashion (fTV) pakaian yang ditawarkan atau dipertontonkan oleh para peraga banyak menonjpolkan kemolekan tubuh.

Tayangan musik terutama musik dangdut dengan pakaian artisnya yang ketat dan tarian atau goyang pinggul yang tidak pantas ditontotn anak-anak dan remaja, karena dirasa kurang mendidik. Saksikan saja goyangan ngebor penyanyi Inul Daratista, goyang gergajinya Dewi Persik, Goyang patah-patah Annisa Bahar sangat buruk pengaruhnya bagi remaja.

Untuk megurangi dampak negatif dari tayangan televisi, jika melihat tayangan yang kurang mendidik untuk segera beralih ke tayangan lain. Dan yang lebih penting adalah kesadaran diri semdiri, yaitu keberanian diri untuk melakukan kontrol, dan menolak atau mematikan televisi jika tayangan tidak mendidik.





P . A . N . G . K . E . N . G .
Sajak-sajak Nur Aida Maulidia

RAPUH
Indonesia merdeka
Makmur
Merana
Bahasa kita tercemar
Udara segar berganti hitam
Gelap tanpa cahaya
Selamat datang di Indonesia yang baru
Sepi bahasa
Sepi budaya
Sepi udara
Aku hanya ingin merdeka,aman,sejahtera
Namun bahasaku telah rapuh
Hingga tak terbaca

SEJARAH KAMI

Merdeka…
Kemarin tetesan darah
Tertumpah di benak hari
Menyisakan luka dan tangisan
Merdeka…
Jerit tangis yang terdengar
Memilukan hati ini
Pedih sekali…
Tapi kami tak tahu sejarah
Di buku kami torehkan darah segar
Hingga merah menyala
Menjadi penerang malam hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar