Jumat, 27 Maret 2009
JURNAL 8
S . A . L . A . M
Apa yang menarik dari sebuah buku? Jendela Dunia! Kata orang bijak. Namun masihkah buku menjadi jendela dunia ketika infrmasi yang diberikan terbatas hal-hal tertentu. Gugatan ini tidak berlebihan, karena semenjak internet menjadi bagian keseharian dalam kehidupan kita. Dunia terasa sempit, dalam bentangan jarak yang jauh jadi ciut dan hampir dalam waktu bersamaan kita dapat mngakses berbegai in formasi melalaui mesin pencari Google.
Barangkali dunia buku atau kertas akan segera berakhir, dan sebagai gantinya digitalisasi dalam berbagai publikasi informasi demikian marak. Barangkali dunia buku akan segera berakhir dalam kehidupan kita. Itu tak penting, tetapi dalam diri kita harus tetap ditumbuhkan kecintaan terhadap keinginan untuk mengebangkan wawasan dan penegtahuan. Hanya dengan berpengetahuan derajat manusia akan dimuliakan.
BUKU LAWAN GOOGLE
OLEH: Samudera Hidayatullah*
Dunia maya atau dunia internet merupakan suatu hal yang tidak tabu lagi. Dunia internet sudah merambat di semua kalangan masyarakat.
Kita tahu bahwa internet merupakan suatu sumber ilmu penegtahuan terbesar dan terbanyak sat ini. Kita bisa mencari semua informasi yang dibutuhkan di berbagai website yang tersedia. Cara mendapatkan infromasi dalam internet membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama. Hanya dalam hitungan detik kita bisa mendapatkan pelbagai informasi yang kita butuhkan.
Kita bisa mengaplikasikan internet dalam dunia pendidikan, khusunya bagi pelajar bisa memanfaatkannya untuk mencari berbagai sumber informasi; materi pelajaran, soal-soal, dan sebagainya dalam satu lembar halaman.
Namun mengapa dunia pendidikan sekarang banyak yang belum mengenal dunai internet, bahkan sama sekali tidak diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Padahal kita tahu banyak hal yang bisa didapatkan dalam internet.
Apakh penyebab kejadian ini? Mungkin masih ada guru yang gaptek, ataukah ada siswa yang gaptek.
Siswa ketika belajar melalui internet terlihat begitu bersemangat, karena mereka bisa menghilangkan kejenuhan. Mereka bisa lebih mengerti materi pelajaran dibandingkan dengan belajar melalui buku. Jika mereka jenuh membaca dapat beralih mencari suatu hal baru, permainan, yang bersifat rekreatif.
Disamping belajar mereka juga juga mengerti hal lain. Sambil belajar mendengarkan musik. Bila sudah capek dapat melakukan chatting. haaaha
*penulis adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sumenep
P . A . N . G . K . E . N . G
SAJAK-SAJAK MILLENIA PASCA DINAPUTRI
PAGI-PAGI
Aku bangun pagi-pagi mendnegar ayam berkukuruyuk
Aku membantu mama
setelah selesai mandi
aku bersiap-siap ke sekolah
sebelum aku berangkat, selalu makan pagi
bersama kakakku
aku memakai sepatu lalu bera ngkat ke sekolah
Tapi aku tak lupa untuk pamit ke orangtua
USAI PANEN
Aku melihat petani sedang memanen padi
Mereka sangat sibukmemotong batang padi
Bekerjasam menyelsaikan kerja
Di sawah terlihat kupu-kupu, segerombol burung terbang di udara
Terlihat juga orang-orangan bergoyang-goyang diterpa angin
Mengusir burung pipit yang ingin mencuri padi
Di pematang ada pohon pisang rumput liar dan alang-alang
Dan di kejauhan terlihat menara tinggi mrngibar bendera
Sungguh indah pemndangan sawah pagi ini
MUSIM HUJAN
Karena air yang menguap dan mendung yang terbawa angin
Turun sebagai hujan
Tidak ada yang menggembirakan karena jalanan
Menjadi licin dan becek
Jika hujan terlalu lama dan deras pasti terjadi banjir dan
Mengganggu aktivitas manusia
penulis adalah Siswa Kelas IV SDN Pajagalan I – Sumenep
dan aktiv sebagai anggota SAVANT
Rabu, 11 Maret 2009
JURNAL 7
JURNAL 7
SALAM
Setiap orng memunyai jalan pikiran yang berbeda. Maka tidak akan pernah ada penilaian yang sama jika pada beberapa orang anak diberikan persoalan yang sama. Betapa berbedanya setiap anak. Setiap pribadi memiliki potensi yang berbeda. Setip pribadi berpotensi untuk berprestasi. Maka yang harus dilakukan oleh setiap anak manusia adalah menggali potensi yang berkubang dan terpendam dalam diri. Bagi orangtua adalah wajib untuk menuntun ke jalan di mana anak akan menemukan jatidirinya.
Anak adalah diri anak itu sendiri
Orangtua adalah busur yang melesatkan anak panah kemana nasib akan berpihak
Pada jurnal kali ini, pengelola mempublikasikan beberapa karya anak-anak yang tergabung dalam rintisan kelas unggulan SMA Negeri 1 Sumenep. SEbuah hasil kerja atas partisipasi mereka dalam merespon clip video kekejian agresi militer Israel di Palestina.
Apa kata mereka. Tentu amat berbeda dengan gelegak yang ada dalam pikiran kita.
S.E.R.A.M.B.I
DAMAI DONKZZ
RIZKILLA FAUZIYANANDA PUTRIx1/24
“KEJAM”
Kata itulah yang pantas diucapkan untuk Negara yang gak punya hati seperti
Tak hanya harta benda yang lenyap. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan nyawapun melayang. Terutama anak kecil yang gak berdosa itu. Mereka yang gak tahu apa-apa, harus menjadi korban kekejaman
NUR ASFI ROYHAN
X-1 / 18
Masih terlintaskan dipikiran Macan Yahudi tentang apa itu kemanusiaan??? Masih sanggupkah Palestina berdiri diantara puing-puing kekejaman
Konflik Palestina-Israel yang berlangsung sejak tahun 1948 hingga kini sudah seperti lingkaran tak berujung.
Ø Perbedaan prinsip tentang keberadaan kedua Negara dan bangsa tersebut di mata mereka sendiri dan di mata Negara-negara lain di dunia.
Ø Kedudukan
Bagi para pejuang Palestina, peperangan yang mereka lakukan merupakan perjuangan hiroik mempertahankan keberadaan tanah air dan bangsanya. Akankah terselip sepucuk damai dari
Lilin-lilin kecilpun semakin redup seiring dengan kegelapan
Tak bias dipungkiri, perang ini potensial menyuburkan kemarahan, dendam, dan kebencian, terutama dari keluarga
KEKEJAMAN
Farhan Kurniawan
X-1 / 07
Suatu hari, seorang anak Palestina bertanya kepada matahari, dimana keberadaan sang ayah, ibunya selalu menangis menanti sang ayah, apakah setiap hari dia menghapus air mata ibunya?
Itu semua disebabkan oleh kekejaman
Suara dentuman bom, suara tembakan , jeritan anak kecil, darah dimana-mana…. Itulah keadan Palestina saat ini . ini semua adalah ulah
Siapa yang tidak tergores hatinya, siapa yang tidak terenyuh jika kita melihat keadaan Palestina saat ini?? Bayangkan , rumah-rumah mereka menjadi hancur bahkan bisa dikatakan sudah rata dengan tanah. Hidupnya menjadi tidak aman karena dimana-mana ada tentara
Ya Allah… aku mohon…
Tak cukup hanya mengucapkan “naudzubillah”,kita sebagai umat muslim seharusnya bisa menolong saudara – saudara kita di Palestina. Sungguh biadab orang – orang yang tak punya perasaan, bayi yang tak berdosa juga ikut dibunuhnya. Mana persatuan umat islam di dunia??
Sesungguhnya Allah memaafkan semua umat-Nya, tapi mengapa
Ditambah lagi dengan PBB yang hanya bisa membantu sesaat. Jika aku ada disana, bayi – bayi tak berdosa akan ku gendong, orang tua rentah akan ku tuntun. Ya Allah . . . . .Karunia apa yang Engkau berikan di balik ini ya Allah??
Mungkin ini pelajaran untuk kita, kita diajak untuk menghargai jasa pahlawan kita yang dulunya juga begitu, dijajah, dijajah, dan terus dijajah.
Aku berharap penderitaan mereka segera berakhir, suatu hari aku ingin melihat senyuman manis mereka.