Jumat, 30 Januari 2009

JURNAL 1

S . E . R . A . M . B . I

JANJI BUAT IBU

Oleh: Williarko Firdaus

Tanpa ibu mungkin aku semua tidak akan pernah ada di bumi ini. Aku tidak akanpernah melupaknmu, walau aku pergi sejauh mungkin. Jasa-jasa ibu yang telah menjadikanku sebagai manusia yang berguna, tidaklah mudah. Berbagai macam tantangan dan cobaan yang telah kau alami tapi engkau sangat tabah menghadapinya. Kau tahu? aku di sini sangat merindukanmu.

Di waku kecil aku selalu memiliki permintaan. Semua permintaanku selalu kau penuhi, walau permintaan tersebut sangat berat.Misalnya; dulu aku ingin sekali mempunyai televisi, sampai-sampai aku tidak pulang ke rumah sampai siang. Kau pun berusaha keras untuk membeli tv dan akhirnya ketika aku kelas 2 SD ibu bisa membelikannya.

Terkadang aku sangat mebencinya karena kau membuatku kesal.

Begitu besar jasa-jasamu mulai dari membesarkan sampai mendidikku hingga aku seperti ini. Tidak mudah mendidik anak, karena aku dulu saat duduk di bangku sekolah dasar selalu membuat masalah di sekolah. Pada waktu itu aku bermain dorong-dorongan dengan teman sekelasku dan badannya juga gemuk sepertiku. Tanpa disengaja aku dan teman-temanku yang bermain dorong-dorongan merobohkan tembok sekolah di dekat kamar mandi. Namun kau ibu tetap sabar membimbingku, meski aku mendaptkan sangsi dari sekolah.

Sewaktu duduk di bangku SMP, aku masih belum bisa membuatmu bangga dan merasa senang. Tapi aku berjanji, ibu akan membalas jasa-jasamu dengan membuatmu merasa bangga di kemudian hari.

RA KARTINI & PEMBELAAN KAUM HAWA

Oleh: Samudra Hidayat Abdillah

Era globalisasi seperti saat ini, dibutuhkan masyarakat yang bisa membangun negeri dengan baik. Untuk bisa membangun negeri ini kita harus bisa menggabungkan antara SDA dengan SDM dengan baik. Pemuda dan pemudi, laki-laki dn wanita harus bisa bekerja sama. Kemajuan dapat dicapai dengan kebersaamaan tanpa memandang status dan jenis kelamin.

Saat Indonesia dijajah oleh bangsa asing, kolonialis Belanda telah banyak menghambat kemajuan bangsa. Salah satunya dengan membatasi hak pendidikan bagi kaum bumi putera. Kaum wanita tidak diperkenankan untuk mengenyam pendidikan dan hanya dijadikan sebagai pengurus rumah tangga. Wanita hanya dijadikan pendamping hidup kaum pria dan pekerjaanya hanya melayani suami di rumah. Wanita identik dengan pekerjaan rumah tangga. Wanita diangggap sebagai orang yang tidak berguna dan bodoh. Mereka tidak mendpatkan pendidikan yang layak, sehingga pengetahuan dan keterampilan mereka terbatas yang mengakibatkan lahan pekerjaan banyak didominasi kaum pria. Jarang terlihat wanita bekerja di luar rumah.

Seiring bergulirnya waktu, saat kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi kaum hawa, lahirlah sang fajar perempuan yaitu RA Kartini. Belua memperjuangkan hak-hak para kaum hawa, meningkatkan harkat dan martabat kaum hawa melalui pendidikan. Beliau eperjuangkan hak-hak kaum hawa sejajar dengan kaum pria. Sejak itulah mulai bergulir gerkan emansipasi wanita bagi perempuan Indoensia.

Berkat perjuangan RA Kartini wanita sekarang dapat berkatifitas dan breprestasi sebagaiman kaum pria. Mereka telah mendapatkan hak pendidikan dan pekerjaan sebagaimana kaum pria. Sudah ada kaum perempuan yang menjabat sebagai meneteri dalam pemerintahan, presiden wanita, dan jabatan penting lainnya dikendalikan kaum perempuan. Jika kita melihat sekarang , kaum wanita justru lebih banyak yang berprestasi dibandingkan kaumpria.

Betapa besar jasa RA Kartini yang telah melepaskan kaum perempuan dari belenggu kebodohan dan mendaptkan haknya sebagaimana hak-hak yang dimiliki kaum pria. Wanita yang saling mengisi dengan pria untuk memajukan bangsa dan negaranya.


P . A . N . G . K . E . N . G .
Puisi:

SEMBILAN BULAN; IBU

Oleh; Ryzal Khalif F F

Terimakasih ibu, engkau pahlawan bagiku
Karena engkau telah melahirkan aku dengan susah payah ke dunia yang cerah ini
Bahkan ibu telah merawatku selama sembilan bulan dalam kandungan
Dan ibu telah membawa aku kesana-kemari selama sembilan bulan itu
Terimakasih ibu atas jasamu yang selama sembilan bulan itu
Jasamu takkan pernah kulupakan selamanya

Bahkan akupun tidak tahu bagaimana membalas kerja keras ibu selama sembilan bulan itu
Mungkin aku akan belajar dan belajar agar dapat membahagiakan ibu
Hanya ini, ibu yang dapat aku persembahkan padamu
Terimakasih ibu jasamu takkan pernah kulupakan

UNTUKMU

Oleh: Nur Aida Maulidia

Ibu, kau tau cinta?
Yang paling indah
Nyata
Sempurna

Kau tau kebahagiaan?
Bagiku itulah surga dunia
Tapi aku tak tau
Apakah aku bisa menyentuhnya ataukah tidak

Aku ingin tertawa bersamamu
Memetik bintang gemintang di langit biru
Aku ingin bersamamu
Menciumi aroma ikan laut pasang yang terombang ambing
Dalam kehausan malam

Ingatlah!!
Cinta ini tak akan kubagi kepada seorang pun
Tidak seorang pun
Cukup engkau, ibu

Engkau akan kuajak
Pergi menjelajahi letak kesucian cinta yang sesungguhnya

Lalu..

Aku akan mengajakmu
Terbang menyentuh awan-awan putih lembut
Selembut hatimu

Engkaulah yang telah membuatku tersenyum
Terkadang menangis, menahan rasa sakit
Di saat bius cinta memasuki urat nadiku

Enkau,
Ayahku, saudaraku, sahabatku
: adalah separuh jiwaku, separuh nafasku, separuh hidup dan matiku

Karena hidupku ada padamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar